Minggu, 10 April 2011

Sebuah Renungan Mengenai Nafas yang Tak Kembali

Hari-hari pergi tak peduli
semua tertulis tak terkecuali
ia kelak akan menjadi saksi
lalu kemanakah akan menyelamatkan diri?

Manusia hanyalah pengendara
di atas punggung usia
menempuh perjalanan hidupnya
digulung oleh hari dan bulan tiada terasa
Tidur dan bangun setiap hari
demikian yang ia jalani silih berganti
Sebenarnya dunia lah yang ia jauhi
dan liang kuburlah yang ia dekati

Istana duniawi telah Anda bangun
kokoh dan megah mempesona siapapun
tetapi istana akhirat Anda babat
hancur tak perlu diingat
kehancuran itu membuat Anda benci
bahkan mempertanyakan untuk apa mati?
Hasrat pun semakin menghebat
pada pesona istana indah nan mengkilat.

Satu hari berlalu bagi manusia
berarti satu hari berkurang usianya
Kematian akhirnya segera tiba
lalu liang kubur yang sempit itu menyambutnya!

Di antara keajaiban masa
bahwa Anda duduk di atas bumi di dunia
padahal Anda sedang mengarungi perjalanan
tak ubahnya seperti laju perahu nelayan
mengangkut bersama satu kaum melanglang
lalu tiang layatnya terbang menghilang

Jika satu hari berlalu sudah
tetapi tidak mendapat hidayah
dan tiada pula ilmu bertambah
apa arti umurku di mata Allah?



ada temen gw yang nulisin ini di binder SMA gw. lupa juga sih siapa yang nulisin ini. Tapi pastinya anak asrama juga. hm,, makasih buat siapapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar