Rabu, 27 April 2011

Masih Pentingkah Kita Berbeda

Mungkin judul tulisan saya ini akan mengingatkan teman-teman kepada sebuah film persembahan Hanung Bramantyo yang berjudul "?".
Tapi tulisan saya ini mempunyai makna yang berbeda.
Jika film beliau bercerita tentang keberbedaan agama antar tokoh di dalamnya, maka tulisan saya ini lebih menitik beratkan pada keberbedaan tiap daerah di Indonesia.

Saat ini saya berkuliah di salah satu perguruan tinggi yang ada di Jawa Barat yang sangat kental dengan kultur ke_sunda_an mereka. Pastinya berbeda dengan kultur di daerah saya yang sangat bangga dengan ke_minang_an kami.
Saya juga sadar bahwa keberadaan kami adalah kelompok minoritas di daerah rantau ini.
Tapi bukan berarti pada akhirnya kami tidak dihormati karenanya.
Saya tetap melestarikan budaya daerah saya di sini. Mulai dari mempelajarinya dan melestarikan bahasanya jika saya tengah berbincang dengan teman-teman se-daerah asal.

Tapi kenapa pada akhirnya ada cemoohan di sana?

Apakah karena tidak familiar dengan kebiasaan mereka?
Ataukah mereka merasa aneh dengan keberbedaan yang kami munculkan?

Padahal jika mereka berada di kampung saya dan menggunakan bahasa daerah mereka, maka mereka pun akan merasa asing di sana.


Mungkin ada yang merasa bahwa saya saat ini terlalu terbawa emosi karenanya.
Tapi yakinlah, siapapun yang berada di posisi saya saat ini (mungkin) akan merasakan hal yang sama dengan saya. Saat berada jauh dari kampung halaman tercinta,, saat kerinduan yang begitu mendalam berada di dalamnya, dan saat semua hal itu diganti oleh cemoohan orang-orang yang tidak paham akan kenyataan yang kini tengah terjadi.

Begitu sulitkah untuk dapat mencoba memahami?
Terlalu egoiskah kita sehingga terlalu mengagunkan dan bangga dengan kedaerahan kita?
Padahal keberbedaan ini kita menjadi bermakna.

Maka berhentilah untuk saling mencemooh antara kita.
Semua hal itu hanya akan menimbulkan perpecahan di antara kita.
Bahkan hal tersebut tidak ada gunanya.

Maka mari kita mendewasakan pemikiran kita...

Tidak sepatutnya kita menilai rendah siapapun atau apapun yang ada.
Karena kita memang ditakdirkan untuk berbeda.
Bersyukurlah.
Karena semua keberbedaan ini pada akhirnya menjadi dinamika dalam setiap langkah kehidupan kita.
InsyaAllah....

Senin, 25 April 2011

Surat Untuk Pemimpin Negeri Ini

Teruntuk kepada pemimpin negeri ini....

Pak, sudah bosan rasanya saya melihat semua kekacauan yang ada di negeri ini.
Baik di media elektronik ataupun di media cetak, semuanya memberitakan kekacauan-kekacauan yang ada.
Sering terlintas di pikiran saya, "Apakah tidak ada setitik hal yang baik yang dapat diberitakan untuk negeri ini?".
Apa yang terjadi sebenarnya pak?

Beberapa bulan yang lalu saya menonton begitu banyak bencana alam yang terjadi di banyak daerah negeri ini.
Tapi apa yang terjadi di pemerintahan sana?
Uang-uang negara digunakan untuk berfoya-foya oleh "wakil" rakyat.
Apakah begitu tidak pedulinya mereka atas suara-suara yang mereka wakilkan??
Pak, masih pantaskah mereka kami sebut sebagai "wakil rakyat"?
Rakyat mana yang mau diwakili oleh orang-orang seperti itu, pak?
Walaupun saya bukan orang yang berpendidikan tinggi seperti bapak, tapi saya sadar bahwa kondisi kami saat ini telah dizolomi oleh orang-orang yang memegang kekuasaan saat ini.

Pak, banyak rakyat bapak yang saat ini menjerit, menangis, meratapi, dan berteriak karena kondisi yang begitu memprihatinkan saat ini.
Mereka dikenakan pajak!
Tapi kemana perginya uang-uang pajak itu pak?
Malah dikorupsi, digunakan untuk kepentingan "wakil rakyat", dihabiskan untuk membeli mobil-mobil mewah pejabat, malah akhir-akhir ini "mereka" ingin menggunakan uang-uang itu untuk membangun gedung super mewah sebagai tempat "mereka" bekerja.
Dimana letak kepekaan dan kepedulian "mereka", pak?
Disaat banyak rakyat yang tidur di kolong-kolong jembatan, disaat banyak rakyat yang mengais-ngais makan dari tempat sampah, disaat banyak rakyat yang mereka "wakili" masih belum bisa hidup layak.
Tapi apa yang "mereka" lakukan, pak?

Pak, merintih hati ini menyaksikan kondisi negeri.

Mana janji bapak?

Sungguh, pak.
Membatin kekecewaan ini.

Apakah bapak terlena dalam kekuasaan bapak?
Atau bapak sudah lelah di periode kedua masa jabatan bapak?
Atau bapak sudah jenuh menangani masalah-masalah di negeri ini?
Atau (maaf) bapak sudah tidak peduli dengan teriakan-teriakan kami?



Pak, sungguh saya mencintai negeri ini.
Betapa indah dan mengagumkannya negeri kita ini, pak.
Tapi hal ini malah menjadi pertanyaan besar pada akhirnya. Bahwa kondisi kita saat ini sangat bertolak belakang dengan keharusan yang ada.



Saya tidak menyalahkan pihak manapun atas kekacauan yang ada saat ini.
Karena saya sadar, bahwa tuntutan-tuntutan ini tidak akan memperbaiki keadaan.
Saya masih tetap menyelipkan do'a disetiap sujud saya.
Karena besarnya harapan saya untuk negeri ini, agar menjadi lebih baik kedepannya.

Pak, walau ada gurat kekecewaan di hati kami, tapi kami masih ingin mendukung bapak.
Kami masih ingin, pak.
Pak, jangan lelah, jangan bosan, jangan lemah!
Yakinlah pak, bapak tidak sendirian mengurus negeri ini.
InsyaAllah.


Saya yakin pak, masih ada segolongan orang yang mau mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk kepentingan negeri kita ini.
InsyaAllah pak, saya optimis dengan akan meningkatnya kualitas negeri kita ini.
InsyaAllah pak, semua perjuangan ini tidak akan sia-sia.
InsyaAllah.....

Sabtu, 23 April 2011

Untuk Ayah Tercinta









Telah begitu banyak kenakalan-kenakalan yang kuperbuat, tapi ayah selalu dengan sabar menasehati dan membimbingku untuk terus berubah menjadi lebih baik.

Terlalu banyak kekecewaan yang telah kutimbulkan, tapi ayah tetap tersenyum agar aku tidak merasa berputus asa.

Walau dengan cara yang berbeda, aku tahu bahwa ayah selalu memperhatikanku.

Walau hanya dengan sedikit kata-kata, aku tahu bahwa di dalam hati ayah telah banyak terucap do'a utk kami, anggota keluarga ayah.

Walau dengan segala kekakuan ayah, aku tahu bahwa ayah sayang dan selalu memberikan motivasi agar aku bisa menjadi yang terbaik bg diriku.

Terima kasih ayah.
atas kasih-sayangmu,,
atas jerih-payahmu,,
atas semua nasehatmu,,
atas semua peluh yang kau peruntukkan khusus bagiku.

Sungguh ayah, aku sangat mencintaimu....

Jumat, 22 April 2011

Merasa "lemah" Jika Berdiri Sendiri

Ini pengalaman semenjak keluar dari asrama...
tidak ada maksud untuk menggurui siapapun.
ini semua murni untuk berbagi cerita.


banyak nasehat dan pembelajaran luar biasa yang telah saya dapatkan selama 3 tahun di asrama.
setiap kali ada nasehat tentang "kehidupan setelah meninggalkan asrama",, kadang ada rasa tidak percaya. bagaimana mungkin 'cara hidup' yang telah menjadi kebiasaan bagi kita selama 3 tahun dapat kita tinggalkan begitu mudahnya.
kadang terlintas kesombongan: "saya pasti bisa bertahan"!

tapi sekarang,,,,
terasa betapa "lemah" berdiri sendiri itu.

  •  Sholat berjama'ah, berkurang.
  •  pertambahan hafalan, sangat jauh berbeda dengan ketika di asrama.
  •  sholat dhuha dan tahajud tidak se-rutin d asrama.
  •  puasa senin-kamis juga menjadi kendala.
  •  mendengar ceramah yang dulunya setiap malam, kini berganti hanya 1 x, atau 3 x seminggu,, itupun kalau ada.

dan masih banyak hal lain yang saya rasa,, "berkurang"


tapi,,,,,,,,,,,
setiap kali teriingat semua pesan-pesan pembina dan nasehat saudara-saudara se-generasi.
saya merasa tidak rela untuk "berhenti".
seperti yang pernah dikatakan Pak Son,,
"kita tidak akan pernah taahu dari mulut siapa hidayah itu akan keluar"
dan itu terjadi malam ini.
ketika termenung mengenang masa2 itu, terlintas nasehat dari salah seorang saudara saya [ketika perpisahan gen].
yang meyakinkan saya [kembali], untuk dapat berjuang menjadi lebih baik.

inilah indahnya ukhuwah kita,
walau tidak lagi bersama, tapi ingatan akan kebersamaan itu,
bisa tetap menguatkan satu sama lainnya.


mungkin sudah terlalu sering saya menyampaikan ini,
karna memang inilah yang ada dalam hati saya:
"saya bersyukur ada dalam generasi AldebaranIQ ini"

sekarang,, mampukah kita bertahan??
mampukah kita memegang semua ikrar kita??



insyaAllah,, saya yakin kita bisa!

Rabu, 20 April 2011

mament-aldebaraniq: Saudaraku…Kenapa harus menangis??

mament-aldebaraniq: Saudaraku…Kenapa harus menangis??

Saudaraku…Kenapa harus menangis??


Islamedia - Saudaraku…Kenapa harus menangis??
Bukankah jalan ini yang telah kau pilih, yang kau katakan akan kau lalui walaupun akan ada ujian, rintangan dan cobaan di dalamnya....jangan ada air mata...kalau kau hanya ingin menangisi kekalahanmu! seberapa besar semangat yang telah kau siapkan untuk terus menuju baris terdepan di jalan da'wah ini..padahal perjalanan ini masih begitu jauh dan tidak membutuhkan jiwa-jiwa lemah yang mudah menyerah...
saudaraku…kenapa harus menangis??
Kau bukanlah mujahid yang lemah...yang sering mengeluh dan mudah kecewa dengan apa yg terjadi...bukankah inilah tabiat jalan dakwah?? Yang akan selalu dilanda ghibah dan fitnah?? Kau masih ingat ketika Muhammad bin Abdullah Rasul kita yang mulia ketika difitnah sebagai tukang sihir?? Apakah kau juga masih ingat dengan Aisyah ra yang difitnah telah berzina?? Apakah juga kau masih ingat penderitaan para sahabat dijalan dakwah ini?? Lalu kenapa masih menangis??? Saat fitnah menderu wajah dakwah hari ini, bukankah fitnah-fitnah yang menerjang dakwah kita dahulu jauh lebih tragis dan menyakitkan?? Tidakkah kita malu untuk mengeluh, menangis, bahkan hengkang dari barisan ini, hanya karena fitnah dan tuduhan keji??
Saudaraku…kenapa harus menangis??
Bukankah kita ingin membangun bangunan dakwah yang tinggi dan kokoh? Dan bukankah jika semakin tinggi akan semakin banyak pula yang melihat dan memperhatikan bahkan berniat untuk menghancurkan? Lalu kenapa harus menangis? Jika banyak pihak luar yang berusaha merobohkannya, tidakkah sebaiknya kita berada di garda terdepan untuk menghalau semua makar yang ingin merobohkan bangunan dakwah kita?? Apakah kau menyesal telah membangun bangunan dakwah yang semakin tinggi dan megah?? Apakah kau menyesal jika hari ini bangunan dakwah kita telah terbuka dan nampak jelas karena ia semakin besar dan tinggi dan semua orang bisa melihat bahkan bisa masuk kedalamnya?? Apakah kau hanya ingin membangun pondasi saja untuk dakwah ini? Dimana pondasi takan ada yang melihat?? Lalu dimana manfaat dakwah? Dimana konsep rahmatan lil ‘alamin, jika hanya membangun pondasi tanpa membangun rumah dakwahnya. Bagaimana obyek dakwah bisa masuk kedalam rumah dakwah ini, jika hanya pondasi tanpa bangunannya? Bukankah yang kita inginkan adalah sebanyak mungkin orang bisa masuk kedalam rumah dakwah kita?? Apakah kau ingin sholeh sendiri Saudaraku…?? jika kau ingin sholeh sendiri, kau ibarat bunga yang mekar namun tak menebar keharumannya…percuma!
Saudaraku…kenapa harus menangis??
Jika ada penghuni rumah dakwah ini harus keluar? Bukankah sebaiknya kau bersyukur, karena kau masih Allah tetapkan untuk tetap bersama dalam rumah dakwah ini?? Bukankah sebaiknya kau bersyukur, pergi satu datang seribu?? Bukankah engkau juga tahu, sejak panji dakwah ini dikibarkan pada zaman Rasulullah tercinta, banyak yang hengkang dan membangkang serta banyak para pembawa berita dusta? Adalah Ubaidillah bin Jahsy. Kader generasi awal yang menyempal. Bukan kader biasa, ia hidup di bawah dakwah Rasulullah. Bertemu langsung dengan penutup para Nabi. Mendapatkan ajaran dari beliau. Bahkan merasakan pahit getirnya mempertahankan Islam di Makkah, bahkan berpisah dari tanah air menuju negeri seberang. Murtad!!Adalah Abdullah bin Ubay yang gemar membawa berita dusta pada kaum Muslimin, yang sering mempengaruhi keyakinan jama’ah muslimin. Adalah Ustadz Ahmad As-Sukari sang masaikh dakwah di zaman ini yang juga hengkang pada zaman imam syahid Hasan Al-Banna. Bukankah mereka orang-orang hebat saudaraku??? Mereka berguguran seperti ranting yang jatuh dari pohonnya yang besar. Musuh-musuh dakwah ini mengira, dengan mengambil salah satu ranting yang jatuh, akan merobohkan pohonny yang besar. Namun yang terjadi adalah, ranting itu semakin kering tanpa ruh kehidupan, sedangkan pohon dakwah ini terus tumbuh semakin tinggi dan besar.
Saudaraku…kenapa harus menangis??
Jika jalan ini terlalu sukar, jika beban ini terlalu berat. Memang begitulah dakwah! Kau berharap semua berjalan dengan tenang, senang, tanpa gangguan, tanpa cercaan, tanpa makar, tanpa fitnah…?? saudaraku..kau ibarat mengharapkan kehadiran rembulan di tengah siang..mustahil!
Kenapa harus menangis??
Jika kini wajah dahwah kita seolah tertampar dengan berbagai isu yang terus berkembang dan memojokkan dakwah kita.. jika kini, keluarga dan masyarakat dilingkungan kita ikut terbawa arus media yang tak henti mengabarkan berita dusta. Tak perlu kau menangis dan kecewa, Karena mereka tak faham sama sekali saudaraku, mereka hanya mendengar dan wajar mereka percaya, karena mereka tak memiliki kematangan fikroh, kekuatan ruhiyah, kelapangan ukhuwah, sedangkan kau?? Bagaimana mungkin engkau menangis karena berita dusta yang melanda dakwah yang tersebar lewat media? Dimana nilai-nilai tarbiyah selama ini kau letakkan, jika kabar media begitu kau percaya dari pada saudaramu sendiri? Lalu apa bedanya kau dengan masyarakat yang tak tertarbiyah. Wajar mereka terbawa media tapi kau??? Bukankah seharusnya ini akan menambah keyakinanmu akan kebenaran jalan ini, yang takan pernah sepi dari gangguan dan cobaan?
Kenapa harus menangis saudaraku…
Kalau ternyata masih tersisa banyak harapan untuk meraih kemenangan abadi kelak…masih banyak ladang amal kebaikan yang terhampar dibuminya yang indah.. masih banyak jiwa-jiwa perkasa yang tak henti meneriakan kalimatullah..masih banyak jiwa-jiwa perindu ar-Royan yang tetap ikhlas beramal di kafilah dakwah, masih banyak saudara-saudara kita disini yang terus berbuat dengan keikhlasannya untuk ummat.. masih banyak saudara-saudara kita yang berlomba meringankan beban ummat di area bencana, bahkan mereka ikhlas membantu meringankan beban ummat sampai fukushima..tetaplah menjadi bagian dari dakwah ini saudaraku…jika mereka ada salah, itulah membuktikan mereka manusia bukan malaikat tanpa salah dan dosa..apakah kau seperti malaikat tanpa khilaf???
Jangan menangis saudaraku…
Mari kembali kita satukan langkah, kita kuatkan tekad, kita kepalkan tangan dan kita teriakkan takbir sekencang-kencangnya, agar bergetar sealam raya, agar bergetar jiwa-jiwa mukmin karena asma-Nya, agar bergetar musuh-musuh dakwah ini karena ketakutannya…mari kita kumpulkan energI, kita genggam tangan kanan kita, kita bakar semangat kita dalam dada, kita gentarkan musuh-musuh kita dan kita takbir bersama sekeras-kerasnya..ALLAHU AKBAR…………!!!!
“tangan bergenggam tangan…
Saksikanlah janji kami…
Untuk teguh dalam barisan…
Untuk maju atau hancur bersama…”

Selasa, 19 April 2011

ku rindu sahabat

Hari ini adalah hari yang dulu
Dimana kita semua masih berkumpul bersama
Dalam indahnya persahabatan yang ada
Antara kita, sahabat selama-lamanya

Kini kita telah tempuh jalan masing-masing
Coba capai asa yang kita simpan bersama
Demi hidup masa depan yang terbaik

Ku berharap kita semua dapat mencapainya
Saat kita berkumpul kelak di tempat yang dulu
Ceritakan pengalaman dalam pencapaian asa
Penuh tawa saling berbagi kisah hidup

Sahabat, aku rindu kalian.........

Kunjungan Study Tour Misykatun Najjah

Assalamu'alaikum wr wb

[Selasa, 19 April 2011]

Hari ini jadwal adik-adik saya di asrama study tour ke perguruan tinggi yang ada di Bandung. Sudah semenjak lama saya menunggu-nunggu kedatangan rombongan Misykatun Najjah dan pembina asrama serta guru-guru. Ada kerinduan yang begitu mendalam, membatin dalam hati ini.
Ketka melihat Pak Hendrison berbicara di depan kami alumni, mata saya berkaca-kaca, dan hati saya bergetar menahan haru yang ada. Begitu jelas pembenaran bahwa saya sangat merindukan suasana "asrama" ini. Ketika diberikan taujih-taujih yang luar biasa. "mendewasakan" kalau kami membahasakannya.
Sungguh, saya sangat merindukan semua hal-hal ini.
Bahwa ternyata, nasehat-nasehat seperti inilah yang saya butuhkan. Bukan nasehat-nasehat "kecil" yang sudah begitu sering terdengar dan tidak menyentuh kepada akar-akar permasalahan dalam perjalanan kehidupan kami.

Minggu, 10 April 2011

UTS bego'

hari jum'at kmaren (8 april 2011) gw ada UTS agama n bahasa indonesia.
nah,, sebelumnya gw mau cerita dulu nih kalau gw tu BELUM PERNAH MASUK KULIAH AGAMA N BAHASA INDONESIA SELAMA SEMESTER INI. wkwkwkwkwkwkwk
tapi walaupun begitu, gw tetap PD masuk ke ruang ujian, bermodalkan pulpen (yang gw ambil di gazebo tempat anak fisika nongkrong), dan sebotol aqua yang isinya juga hasil ngambil dari salah satu botol minum yang ada di gazebo (biar gw ada kerjaan kalau bosan ujian).. sumpah dah,, gw nggak modal banget.
nah,, ujian pertama itu adalah mata kuliah agama. tetap pada prinsip gw,, MENCONTEK ITU HARAM (kata ustadz pas SMA). jadi gw gengsi dong kalau harus nyontek. oke, gw kerjain tuh soal sendirian walaupun nggak belajar sedikitpun. gw baca soal pertama,, ah gampang,, lewat. soal kedua,, masih gampang,, lewat. nah inilah kehebatan gw. baru 2 soal, tapi gw udah ngabisin 3 halaman kertas ujian. asyik. oke, lanjut ke soal ketiga,, hm mulai mikir. pas di soal keempat,, gw mulai ngarang. nyampe di soal kelima,, si ibuk pengawas bilang: "waktu tinggal 10 menit lagi!". sialnya,, soal nomor 5 dan 6 ternyata MAMPUSSUSAHBANGET.
tapi gw tetap stay cool ngelanjutin ngerjain soal. dan hasinya gw orang terakhir yang keluar dari kelas.
yang bikin ngakak lagi,, di akhir lembar jawaban itu gw tulis:
"yang terhormat bapak cukup,, yang saya do'akan selalu dalam lindungan Allah.
saya mohon maaf jika tulisan saya terlalu di bawah standar sehingga bapak kesulitan membacanya. saya juga mohon maaf tidak bisa menjawab beberapa soal dengan sempurna dikarenakan saya beberapa kali tidak masuk mata kuliah bapak karena ada keperluan lain. Jika diberi kesempatan lagi, saya akan memperbaikinya.
Hormat saya,, Mentari Halimun [140310100042]"


wkwkwkwkwkwk
dengan tampang memelas dan putus asa gw sok2 berpuitis di surat yang aneh itu. lebih gobloknya lagi, gw baru nyadar kalau bapak itu kenal ama WAJAHTUKANGCABUT gw.
wkwkwkwkwkwk ketahuan ngibul nih gw...


nah, lanjut ke UTS bahasa indonesia.
nah, ini lebih sial lagi.
gw telat masuk, dan lembar soal-jawabannya udah habis. terpaksa gw nunggu fotokopiannya dulu, dan waktu ujian gw mubazir 20 menit. untung gw bawa botol aqua (hehehehe buat apa juga gw bawa aqua??? bego' banget dah). pas gw dapat tuh soal dan lembar jawaban, dengan sombongnya gw mulai menjawab satu-persatu soal. yah,, karna bahasa indonesia adalah pelajaran favorit gw waktu SMA, jadi gw nggak ada kesulitan yang begitu berarti waktu menjawab soalnya. nah,, walaupun gw paling akhir mulai ujian, tapi gw yang selesai duluan. hehehehe
gw kasih tuh ke si dosen lembar jawaban gw.
karena gw lagi nggak ada kerjaan,, trus gw sok2an ngajak si dosennya ngobrol. sok akrab gitulah.
selang beberapa tanya jawab yang lumayan aneh (karena si bapaknya garing mampus),, si bapaknya nanya: "kamu kenapa jarang masuk?" DEG!!!! mampus gw. si bapaknya juga kenal WAJAHTUKANGCABUT gw. karna nggak tau mau jawab apa, ya udah gw cengar-cengir aja tuh di depan si dosen.
wkwkwkwkwkwkwkwk
kaya'nya IP gw semester ini terancam.



kesimpulannya,,,
jangan nyolong di gazebo mipa!!! jangan sombong mau ujian!!! jangan sok akrab ama dosen!!! jangan suka TA!!! jangan lupa bawa botol aqua kalau mau ujian!!! hehehehehehe

udahlah,,
nggak ada esensi penting di tulisan gw yang ini.

Sebuah Renungan Mengenai Nafas yang Tak Kembali

Hari-hari pergi tak peduli
semua tertulis tak terkecuali
ia kelak akan menjadi saksi
lalu kemanakah akan menyelamatkan diri?

Manusia hanyalah pengendara
di atas punggung usia
menempuh perjalanan hidupnya
digulung oleh hari dan bulan tiada terasa
Tidur dan bangun setiap hari
demikian yang ia jalani silih berganti
Sebenarnya dunia lah yang ia jauhi
dan liang kuburlah yang ia dekati

Istana duniawi telah Anda bangun
kokoh dan megah mempesona siapapun
tetapi istana akhirat Anda babat
hancur tak perlu diingat
kehancuran itu membuat Anda benci
bahkan mempertanyakan untuk apa mati?
Hasrat pun semakin menghebat
pada pesona istana indah nan mengkilat.

Satu hari berlalu bagi manusia
berarti satu hari berkurang usianya
Kematian akhirnya segera tiba
lalu liang kubur yang sempit itu menyambutnya!

Di antara keajaiban masa
bahwa Anda duduk di atas bumi di dunia
padahal Anda sedang mengarungi perjalanan
tak ubahnya seperti laju perahu nelayan
mengangkut bersama satu kaum melanglang
lalu tiang layatnya terbang menghilang

Jika satu hari berlalu sudah
tetapi tidak mendapat hidayah
dan tiada pula ilmu bertambah
apa arti umurku di mata Allah?



ada temen gw yang nulisin ini di binder SMA gw. lupa juga sih siapa yang nulisin ini. Tapi pastinya anak asrama juga. hm,, makasih buat siapapun.

Selasa, 05 April 2011

G A G A L itu............

Kegagalan bukan berarti anda gagal
Tapi itu berarti anda belum sukses aja


Kegagalan bukan berarti tidak mengerjakan sesuatu atau sia-sia
Tapi itu berarti kamu harus belajar sesuatu


Kegagalan bukan berarti anda bodoh
Tapi itu berarti anda memiliki keyakinan yang teguh


Kegagalan bukan berarti sesuatu yang memalukan
Tetapi itu artinya anda mau berusaha


Kegagalan bukan berarti anda tidak memiliki sesuatu
Tapi itu artinya anda harus mengerjakan sesuatu dengan cara yang berbeda


Kegagalan bukan berarti anda rendah derajatnya
Tapi karena anda tidak sempurna


Kegagalan bukan berarti kamu menyia-nyiakan hidup kamu
Tapi itu berarti anda memiliki sebuah alasan untuk memulai sesuatu dengan semangat


Kegagalan bukan berarti kamu harus menyerah
Tapi itu artinya anda harus berusaha lebih keras lagi


Kegagalan bukan berarti kita tidak akan pernah mencapai tujuan
Tapi itu berarti tujuan akan dicapai sedikit lebih lama



Sebetulnya Hidup ini Sangat Sederhana

Sebetulnya hidup ini sangat sederhana;
Tetapi kita merumitkannya
            Dengan rencana yang tidak kita laksanakan,
            Dengan janji yang tidak kita penuhi,
            Dengan kewajiban yang kita lalaikan,
            Dan dengan larangan yang kita langgar.