Selasa, 20 Desember 2011

Kepadamu yang Setia Mengusung Jalan Ini


Katakanlah, ini jalanku …
Aku mengajak kalian kepada Allah dengan bashirah
Aku dan pengikut-pengikutku, Maha Suci Allah,
dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik

Jalan da’wah panjang terbentang jauh ke depan
Duri dan batu terjal selalu mengganjal, lurah dan bukit menghadang
Ujungnya bukan usia, bukan pula dunia
Tetapi cahaya Maha Cahaya, syurga dan ridho Allah
Cinta adalah sumbernya, hati dan jiwa adalah rumahnya
Pergilah ke hati-hati manusia, ajaklah ke jalan Rabbmu
Nikmati perjalanannya, berdiskusilah dalam bahasa bijaksana
Dan jika seorang mendapat hidayah karenamu,
 itu lebih baik dari dunia dan segala isinya
Pergilah ke hati-hati manusia, ajaklah ke jalan Rabbmu

Jika engkau cinta …
Maka da’wah adalah faham!
Mengerti tentang islam, risalah anbiya dan warisan ‘ulama
Hendaknya engkau fanatis dan bangga dengannya
Seperti Mughirah bin Syu’bah di hadapan Rustum Panglima Kisra

Jika engkau cinta …
Maka da’wah adalah ikhlas!
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya
Seperti kata abul Anbiya :
‘sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan
matiku semata bagi Rabb semesta alam
berikan hatimu untuk-Nya,
katakanlah Allah Ghayyatuna

Jika engkau cinta …
maka da’wah adalah ‘amal!
Membangun kejayaan umat, kapan saja, di manapun berada
Yang bernilai adalah kerja, bukan semata ilmu, apalagi lamunan
Dari diri sendiri, keluarga, masyarakat hingga Negara
Bangun aktivitas secara tertib untuk mencapai kejayaan

Jika engkau cinta …
Maka da’wah adalah jihad!
Sungguh-sungguh di medan perjuangan melawan kebathilan
Tinggikan kalimat Allah, rendahkan ocehan syaitan durjana
Kerja keras tak kenal lelah adalah rumusnya
Tinggalkan kemalasan, lamban dan berpangku tangan

Jika engkau cinta …
Maka da’wah adalah taat!
Kepada Allah dan Rasul, Al Qur’an dan Sunnahnya serta orang-orang bertaqwa yang tertata
Taat adalah wujud syukurmu kepada hidayah Allah
Karenanya ni’mat akan bertambah melimpah penuh berkah

Jika engkau cinta …
Maka da’wah adalah tadhhiyah!
Bukti kesetiaan dan kesediaan memberi, pantang meminta
Bersedialah banyak kehilangan dengan sedikit menerima
Karena di sisi Allah lebih mulia dan di sisimu fana belaka
Sedangkan tiap tetes keringat berpahala lipat ganda

Jika engkau cinta …
Maka da’wah adalah tsabat!
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan
Buah dari sabar meniti jalan adalah teguh dalam barisan,
Istiqomah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan
Berjalan lempang jauh dari penyimpangan

Jika engkau cinta …
Maka da’wah itu adalah tajarrud!
Ikhlas di setiap langkah mencapai satu tujuan
Padukan seluruh potensimu, libatkan dalam jalan ini
Engkau da’I  sebelum apapun adanya engkau
Da’wah adalah tugasmu sedang lainnya hanyalah selingan

Jika engkau cinta …
Maka da’wah adalah tsiqoh!
Kepercayaan yang dilandasi iman suci,
penuh keyakinan kepada Allah, Rasul, Malaikat, Al Qur’an, Hari Akhir, Qadha’ dan Qadhar

Jika engkau cinta …
Masukkanlah dirimu ke dalamnya
Sebagaimana masyitah bersama anaknya mencelupkan dirinya
Masuk ke dalam air yang mendidih hanya untuk mempertahankan aqidah

Jika engkau cinta …
Berjalanlah tegak mengusungnya
Seperti Bilal yang tetap tegak melawan congkaknya Abu Jahal
Hingga kemuliaan didapat olehnya
Karena…
Tiada Kemuliaan Tanpa Da’wah dan Jihad


[Sepotong catatan yang sampai saat ini masih tersimpan dengan rapi di lembaran-lembaran terpenting dalam kehidupan. Semoga masih terpahami oleh hati ini]

Kamis, 27 Oktober 2011

Son-Dad Story.. Nice one !


One day, a rich dad took his son on a trip. Wanted to show him how poor someone can be. They spent time on the farm of a poor family. On the way home, dad asked, "Did you see how poor they are? What did you learn?".

Son said, "We have one dog, they have four, we have pool, they have rivers, we have lanterns at night, they have stars, we buy foods, they grow theirs, we have walls to protect us, they have friends, we have encyclopedias, they have Qur'an." Then they headed, "Thanks dad for showing me how poor we are."

MORAL LESSON: It's not about money that make us rich, it's about simplicity of having God in our lives.

Minggu, 23 Oktober 2011

Sengkon dan Karta _ Sebuah Ironi Keadilan

Lima tahun bukan waktu yang teramat pendek. Apalagi untuk dihabiskan di dalam sebuah ruangan beku bernama penjara. Apalagi untuk sebuah perbuatan yang tidak pernah dilakukannya. Tapi Sengkon dan Karta mengalaminya. Kepada siapakah mereka harus mengadu, jika sebuah lembaga bernama pemerintah tidak bisa lagi dipercaya? Sebab keadilan tidak pernah berpihak kepada Sengkon, juga Karta, juga mereka yang lain, yang bernama rakyat kecil.
Alkisah sebuah perampokan dan pembunuhan menimpa pasangan suami istri Sulaiman-Siti Haya di Desa Bojongsari, Bekasi. Tahun 1974. Beberapa saat kemudian polisi menciduk Sengkon dan Karta, dan menetapkan keduanya sebagai tersangka.
Keduanya dituduh merampok dan membunuh pasangan Sulaiman-Siti Haya. Tak merasa bersalah, Sengkon dan Karta semula menolak menandatangani berita acara pemeriksaan. Tapi lantaran tak tahan menerima siksaan polisi, keduanya lalu menyerah. Hakim Djurnetty Soetrisno lebih mempercayai cerita polisi ketimbang bantahan kedua terdakwa. Maka pada Oktober 1977, Sengkon divonis 12 tahun penjara, dan Karta 7 tahun. Putusan itu dikuatkan Pengadilan Tinggi Jawa Barat.
Dalam dinginnya tembok penjara itulah mereka bertemu seorang penghuni penjara bernama Genul, keponakan Sengkon, yang lebih dulu dibui lantaran kasus pencurian. Di sinilah Genul membuka rahasia: dialah sebenarnya pembunuh Sulaiman dan Siti!. Akhirnya, pada Oktober 1980, Gunel dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.
Meski begitu, hal tersebut tak lantas membuat mereka bisa bebas. Sebab sebelumnya mereka tak mengajukan banding, sehingga vonis dinyatakan telah berkekuatan hukum tetap. Untung ada Albert Hasibuan, pengacara dan anggota dewan yang gigih memperjuangkan nasib mereka. Akhirnya, pada Januari 1981, Ketua Mahkamah Agung (MA) Oemar Seno Adji memerintahkan agar keduanya dibebaskan lewat jalur peninjauan kembali.
Berada di luar penjara tidak membuat nasib mereka membaik. Karta harus menemui kenyataan pahit: keluarganya kocar-kacir entah ke mana. Dan rumah dan tanah mereka yang seluas 6.000 meter persegi di Desa Cakung Payangan, Bekasi, telah amblas untuk membiayai perkara mereka.
Sementara Sengkon harus dirawat di rumah sakit karena tuberkulosisnya makin parah, sedangkan tanahnya yang selama ini ia andalkan untuk menghidupi keluarga juga sudah ludes dijual. Tanah itu dijual istrinya untuk menghidupi anak-anaknya dan membiayai dirinya saat diproses di polisi dan pengadilan. Walau hanya menanggung beban seorang istri dan tiga anak, Sengkon tidak mungkin meneruskan pekerjaannya sebagai petani, karena sakit TBC terus merongrong dan terlalu banyak bekas luka di badan akibat siksaan yang dideranya.
Sementara itu Sengkon dan Karta juga mengajukan tuntutan ganti rugi Rp 100 juta kepada lembaga peradilan yang salah memvonisnya. Namun Mahkamah Agung menolak tuntutan tersebut dengan alasan Sengkon dan Karta tidak pernah mengajukan permohonan kasasi atas putusan Pengadilan Negeri Bekasi pada 1977. ‘Saya hanya tinggal berdoa agar cepat mati, karena tidak ada biaya untuk hidup lagi’ kata Sengkon.
Lalu Tuhan berkuasa atas kehendaknya. Karta tewas dalam sebuah kecelakaan, sedangkan Sengkon meninggal kemudian akibat sakit parahnya. Di sanalah mereka dapat mengadu tentang nasibnya, hanya kepada Tuhan.

Rabu, 12 Oktober 2011

Ada Banyak Harapan yang "MENANTI" Kita

berhentilah mengeluh lelah
karena kerja kita belum seberapa
jangan hitung titik peluhmu yang keluar
karena pendahulu kita bahkan tertetes darah mereka...

Jangan pernah menjadi lemah
karena itu akan membuatmu menjadi pecundang.

Teriakkan semangatmu!
Kepalkan tanganmu!
Langkahkan kakimu!
Tunjukkan kepedulianmu!

Jangan pernah berhenti
karena bahkan kita belum menggoreskan sejarah setitikpun.

Semangat saudaraku...
Sadarilah bahwa pada kenyataannya,
ada banyak harapan yang "menanti" kita...

Rabu, 21 September 2011

Ketahuilah

Ketahuilah:
Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik untukmu, janji-janji, masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan maka itulah saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu.

Hanya sesederhana itu.
Dengan begitu kau akan pandai bersyukur...




Rabu, 07 September 2011

Kunyanyikan Rindu

di sini
di antara kemeriahan dan bintang
aku memilih sunyi
di mana telah kutanam hektaran rindu untukmu
ketika malam berjatuhan
hingga terdampar di pagi

dan untuk kesekian kalinya
aku merasa kau begitu jauh
meski kita masih saling berteduh
di bawah langit yang sama

sayangku
jika kau percaya angin adalah satu
jika kau percaya samudera adalah biru
akan kunyanyikan rindu ini
lewat angin, lewat laut
lewat sunyi
dan denting malam

Kunyanyikan Rindu
untukmu yang tersayang

Senin, 05 September 2011

Kepal Tangan

Kita mungkin memiliki masa lalu yang buruk,
Tapi kita memiliki kepal tangan untuk merubahnya…
Kepal tangan yang akan menentukan nasib kita hari ini,
Kepal tangan yang akan melukis sendiri masa depan kita…



Kita akan tetap menjadi saudara dimanapun kita berada,
Kita sungguh akan tetap menjadi saudara.
Tidak akan ada yang pergi dari hati ini.
Tidak ada yang hilang dari sebuah kenangan.
Kita sungguh akan tetap menjadi saudara.

Minggu, 04 September 2011

Saksikanlah

Tangan bergenggam erat.
Saksikanlah janji kami...
Untuk teguh dalam barisan...
untuk maju dan teriakkan kemenangan bersama...

*

Jangan menangis saudaraku,,,
Mari kembali kita satukan langkah!
Kita kuatkan tekad, kita kepalkan tangan,
dan kita teriakkan takbir sekencang-kencangnya.
Agar bergetar seisi alam raya
Agar bergetar jiwa-jiwa mukmin karena asma_Nya
Agar bergetar musuh-musuh dakwah ini karena ketakutannya.



Allahu Akbar!!!

Kamis, 01 September 2011

Habibie_Tentang Cintanya


Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ADA pasti menjadi TIADA pada akhirnya,
Dan kematian adalah sesuatu yang PASTI,
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi,
Aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku TERSENTAK sedemikian HEBAT,
Adalah kenyataan bahwa KEMATIAN …
Benar-benar dapat MEMUTUSKAN KEBAHAGIAAN dalam diri seseorang,
SEKEJAP saja…
Lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
Hatiku seperti tak di tempatnya,
Dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang,
Rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada air mata yang jatuh kali ini,
Aku selipkan salam perpisahan panjang,
Pada kesetiaan yang telah kau ukir,
Pada kenangan pahit manis selama kau ada,
Aku bukan hendak megeluh,
Tapi rasanya TERLALU SEBENTAR kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
Tanpa mereka sadari,
Bahwa KAULAH yang MENJADIKAN aku KEKASIH yang BAIK
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
Tapi kau AJARKAN aku KESETIAAN, sehingga aku SETIA,
Kau AJARKAN aku ARTI CINTA, sehingga aku mampu MENCINTAIMU seperti ini.

Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
Kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.





Selamat jalan sayang...
Cahaya mataku, penyejuk jiwaku...
Selamat jalan,
Calon Bidadari Surgaku....

Kamis, 04 Agustus 2011

Kita Berproses

Pada suatu masa,kupadang sesosok wanita di depan cermin.. kulihat sesosok wanita sedang merapikan jilbab biru yang menjulur hingga menutupi pinggangnya, dengan blouse biru muda dan rok dongker yang sepadan.. berputar sedikit sosok itu ke kiri dan ke kanan memastikan jika ia bergerak aktif saat aktifitasnya, jilbab panjang itu tetap menutupi lekuk indah tubuhnya…

Lalu, sosok itu terdiam.. teringat 4-5 tahun yang lalu.. ia melakukan hal yg sama, berdiri di depan cermin, namun dengan sosok wanita yg berbeda dalam pantulan cermin itu..
sesosok wanita yang sedang menguncir rambut panjangnya hingga seperti ekor kuda, merapikan poni agar tak mengganggunya dalam aktifitas. sosok itu tampil dengan balutan celana jeans panjang dengan kaos berlengan pendek, kadang disertai jumper atau jaket..

Ah…ada suatu episode dalam hidupnya yang merubah ini semua.. merubah pola fikir, tingkah dan lakunya… membuatnya memutuskan untuk hijrah…

Hijrah…
bukan suatu kata yang mudah memang… keluar dari kelam dan indahnya masa lalu, meninggalkan segala hedonisme dunia yang melenakan menuju sebuah perbaikan diri yang pasti disertai ombak, batu dan karang yang sakitnya akan menerjang setiap langkah perbaikan diri. Namun, di akhir perjalanan baru akan terasa indah dan manisnya…

Aku tak akan menceritakan kejadian luar biasa sakit yang ia hadapi dalam proses hijrahnya.. aku hanya akan membagi beberapa episode yang pernah menggertak hatinya tuk segera hijrah…

Pernahkah mendengar tentang bidadari-bidadari syurga? Mereka yang menjadi idaman para lelaki shalih… Merekalah gadis-gadis syurga yang tak pernah termakan usia.. Mata bening mereka memikat siapapun yang akan melihatnya… Akhlaq mereka baik dan menyenangkan… Dan mereka tak pernah tersentuh oleh laki-laki dunia…
Ah..cemburu melihat mereka…
Namun ternyata, wanita dunia jauh lebih baik daripada mereka para bidadari syurga… simaklah dengan jeli percakapan Nabi dan Sahabatnya saat itu:
ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari-bidadari bermata jeli?”
“Wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari-bidadari seperti apa yang nampak dari apa yang tak tampak”
“mengapa wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari?”
“karena Shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah….. Lalu mereka berkata ‘Kami hidup abadi dan tidak pernah mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami ridho dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali, Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya”

ah..bukankah Rasulullah adalah orang yang tak pernah dusta dalam kata-katanya? Ia janjikan kita lebih baik daripada bidadari syurga jika karena amal ibadah kita padaNya…

ah..tentu itu semua tak mudah, sungguh… Sungguh tak mudah… Menjadikan cinta tertinggi hanya milik Allah saja dan membaktikan diri hanya pada jalanNya, sungguh bukan hal yang mudah, maka itu balasannya syurga…

tapi semua ini PROSES, saudaraku…

ya,sosok wanita itu pun sedang berproses.. satu hal yang ia yakini dalam prosesnya “boleh pelan-pelan dalam berproses, hanya saja jangan pernah berbalik arah”

Kadang ia merasa tidak yakin dengan kemampuannya… Kadang ia merasa tidak dapat menjadi sebaik-baik perhiasan dunia,wanita shalihah… Mengingat,masa lalunya begitu kelam dan kejam… ‘mana ada bidadari pernah berprilaku kotor seperti itu?‘ rintihnya sering kali…

Tapi,ia tegak karena pembelaan Umar.r.a saat itu “Barang siapa jaya pada masa jahiliyahnya, maka ia jaya pada masa keislamannya”… Suatu kalimat yang menjadi titik balik semangatnya untuk memperbaiki diri…

Rabbi..
kami tak tahu dengan apa kami dapat membalas dosa-dosa kami pada masa jahiliyah kami…
kami tak tahu dengan apa kami dapat membayar segala sikap dzalim saat itu…
Namun, betapa Maha Penyayangnya Engkau, Kau izinkan kami mencicipi nikmat hidayah ini…

Maka,demi cintaNya yang berlimpah, ingin sekali ia lakukan apapun dalam proses ini agar cinta dan hidayahNya terus ada padanya.. Dan memang, yang terberat setelah hijrah adalah istiqomah… bagaimana ia dapat mempertahankan hidayahNya…

Rabbi…
Jangan condongkan hati kami pada kesesatan setelah Engkau beri kami petunjuk…
Izinkan kami tetap dalam nikmat iman ini..
Izinkan kami tetap dalam cinta dan rahmatMu…
karena tanpamu, kami rapuh, kami lemah, kami terpuruk…
aamiin…



Aku tak peduli mereka berpikir & berkata apa tentangku..
Dan aku sangat yakin,, kesempurnaan itu kemustahilan..
Namun, semoga Allah mengizinkanku bertemu dengan para ummul mukminin..
Terima kasih masa laluku,, mungkin karena kau juga lah aku bisa sampai di titik ini...

Sabtu, 16 Juli 2011

Kak, Aku Mencintaimu Karena Allah

     Teruntuk Khusus bagi kakak yang insyaAllah saya sayangi karena Allah…

     Kakak,,,
     Banyak nasehat yang terlontar dari hatimu.
     Kadang saya berfikir dan bertanya-tanya dalam hati; “mengapa kakak begitu perhatian?” Padahal saya bukan siapa-siapa. Bukan adik kandung, bukan kenalan, hanya saja kakak bilang bahwa saya adalah saudara seiman.
     Kakak, sungguh saya mencintaimu karena Allah.
     …

     Kak, pernahkah terlintas benci?
     Sering nasehatmu terlalaikan dan teracuhkan.
     Terlukakah hatimu kak?

     Entah mengapa, begitu sulit mengungkapkan rasa sayang ini.
     Kak, jangan kecewa ya…
     Saya memang terkesan kaku kepadamu, kak.
     Bukan karena kurangnya keakraban kita, tapi memang seperti inilah adikmu, kak. Begitu sulit mengekspresikan isi hati ini. Seperti kekakuan terhadap abang dan ayah di rumah. Ternyata semua rasa sayang itu terbahasakan lewat diam dan senyuman.

     Kakak, sungguh saya mencintaimu karena Allah…


     Ketika sakit, kau orang pertama yang datang menjenguk dengan kekhawatiranmu. saya tersanjung kak.
     Seringkali saya diam-diam memperhatikanmu dari jauh. Berharap saya tahu banyak tentangmu.
     Kadang saya juga ingin memulai percakapan denganmu, kak. Tapi saya bingung ingin membicarakan apa. Maka semua percakapan itu terbahasakan dalam diam dari kejauhan.
     Kakak, insyaAllah selalu ada do’a untukmu.
     Agar Allah selalu menjagamu, melembutkan hatimu, meridhoi langkahmu, menguatkan azzammu, mempermudah segala urusanmu, mengistiqomahkan keislamanmu, dan mengikat erat tali persaudaraan kita.
    
     Untuk kesekian kali saya coba sampaikan...
     Kakak, saya mencintaimu karena Allah.