Kamis, 04 Agustus 2011

Kita Berproses

Pada suatu masa,kupadang sesosok wanita di depan cermin.. kulihat sesosok wanita sedang merapikan jilbab biru yang menjulur hingga menutupi pinggangnya, dengan blouse biru muda dan rok dongker yang sepadan.. berputar sedikit sosok itu ke kiri dan ke kanan memastikan jika ia bergerak aktif saat aktifitasnya, jilbab panjang itu tetap menutupi lekuk indah tubuhnya…

Lalu, sosok itu terdiam.. teringat 4-5 tahun yang lalu.. ia melakukan hal yg sama, berdiri di depan cermin, namun dengan sosok wanita yg berbeda dalam pantulan cermin itu..
sesosok wanita yang sedang menguncir rambut panjangnya hingga seperti ekor kuda, merapikan poni agar tak mengganggunya dalam aktifitas. sosok itu tampil dengan balutan celana jeans panjang dengan kaos berlengan pendek, kadang disertai jumper atau jaket..

Ah…ada suatu episode dalam hidupnya yang merubah ini semua.. merubah pola fikir, tingkah dan lakunya… membuatnya memutuskan untuk hijrah…

Hijrah…
bukan suatu kata yang mudah memang… keluar dari kelam dan indahnya masa lalu, meninggalkan segala hedonisme dunia yang melenakan menuju sebuah perbaikan diri yang pasti disertai ombak, batu dan karang yang sakitnya akan menerjang setiap langkah perbaikan diri. Namun, di akhir perjalanan baru akan terasa indah dan manisnya…

Aku tak akan menceritakan kejadian luar biasa sakit yang ia hadapi dalam proses hijrahnya.. aku hanya akan membagi beberapa episode yang pernah menggertak hatinya tuk segera hijrah…

Pernahkah mendengar tentang bidadari-bidadari syurga? Mereka yang menjadi idaman para lelaki shalih… Merekalah gadis-gadis syurga yang tak pernah termakan usia.. Mata bening mereka memikat siapapun yang akan melihatnya… Akhlaq mereka baik dan menyenangkan… Dan mereka tak pernah tersentuh oleh laki-laki dunia…
Ah..cemburu melihat mereka…
Namun ternyata, wanita dunia jauh lebih baik daripada mereka para bidadari syurga… simaklah dengan jeli percakapan Nabi dan Sahabatnya saat itu:
ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari-bidadari bermata jeli?”
“Wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari-bidadari seperti apa yang nampak dari apa yang tak tampak”
“mengapa wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari?”
“karena Shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah….. Lalu mereka berkata ‘Kami hidup abadi dan tidak pernah mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami ridho dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali, Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya”

ah..bukankah Rasulullah adalah orang yang tak pernah dusta dalam kata-katanya? Ia janjikan kita lebih baik daripada bidadari syurga jika karena amal ibadah kita padaNya…

ah..tentu itu semua tak mudah, sungguh… Sungguh tak mudah… Menjadikan cinta tertinggi hanya milik Allah saja dan membaktikan diri hanya pada jalanNya, sungguh bukan hal yang mudah, maka itu balasannya syurga…

tapi semua ini PROSES, saudaraku…

ya,sosok wanita itu pun sedang berproses.. satu hal yang ia yakini dalam prosesnya “boleh pelan-pelan dalam berproses, hanya saja jangan pernah berbalik arah”

Kadang ia merasa tidak yakin dengan kemampuannya… Kadang ia merasa tidak dapat menjadi sebaik-baik perhiasan dunia,wanita shalihah… Mengingat,masa lalunya begitu kelam dan kejam… ‘mana ada bidadari pernah berprilaku kotor seperti itu?‘ rintihnya sering kali…

Tapi,ia tegak karena pembelaan Umar.r.a saat itu “Barang siapa jaya pada masa jahiliyahnya, maka ia jaya pada masa keislamannya”… Suatu kalimat yang menjadi titik balik semangatnya untuk memperbaiki diri…

Rabbi..
kami tak tahu dengan apa kami dapat membalas dosa-dosa kami pada masa jahiliyah kami…
kami tak tahu dengan apa kami dapat membayar segala sikap dzalim saat itu…
Namun, betapa Maha Penyayangnya Engkau, Kau izinkan kami mencicipi nikmat hidayah ini…

Maka,demi cintaNya yang berlimpah, ingin sekali ia lakukan apapun dalam proses ini agar cinta dan hidayahNya terus ada padanya.. Dan memang, yang terberat setelah hijrah adalah istiqomah… bagaimana ia dapat mempertahankan hidayahNya…

Rabbi…
Jangan condongkan hati kami pada kesesatan setelah Engkau beri kami petunjuk…
Izinkan kami tetap dalam nikmat iman ini..
Izinkan kami tetap dalam cinta dan rahmatMu…
karena tanpamu, kami rapuh, kami lemah, kami terpuruk…
aamiin…



Aku tak peduli mereka berpikir & berkata apa tentangku..
Dan aku sangat yakin,, kesempurnaan itu kemustahilan..
Namun, semoga Allah mengizinkanku bertemu dengan para ummul mukminin..
Terima kasih masa laluku,, mungkin karena kau juga lah aku bisa sampai di titik ini...