Jumat, 18 Maret 2011

who am I

Saya adalah orang sederhana yang dilahirkan di keluarga yang sederhana. Dididik dengan kesederhanaan hidup untuk menjadi pribadi yang luar biasa. Diajarkan bagaimana mendewasakan diri dengan pemikiran-pemikiran yang bisa menjaga harga diri. Semenjak kecil dibiasakan dengan semua pola hidup yang menuntut saya untuk dapat bertanggung jawab atas semua tindak-tanduk yang saya lakukan sendiri. Karenanya, proses pendewasaan saya bisa dikatakan cepat jika dibandingkan dengan teman-teman di lingkungan saya kala itu.

Dengan semua kebebasan yang diberikan oleh kedua orangtua saya untuk memilih jalan hidup sendiri, untuk memilih lingkungan bermain sebagai tempat menghabiskan waktu sehari-hari bersama teman-teman. Sempat salah melangkah dan terjebak dalam kesesatan itu. Selama 5 tahun berkutat dengan keterpanaan saya akan kebebasan. Bahkan saya terlena dalam pusaran kenikmatan-kenikmatan pemikiran saya. Pembangkangan, pemberontakan, berhura-hura, jauh dari jalan yang diridhoi_Nya, dan banyak hal yang mungkin akan saya titikkan air mata saat mengingatnya.

Tapi ternyata pertolongan Allah itu sungguh dekat. Ia tidak membiarkan hati saya buta seutuhnya.
Berkat semua kasih dan sayang kedua orang tua, atas kesabaran mereka, karena do'a yang tulus dan ikhlas dari mereka, saya memberanikan diri untuk memindahkan pijakan ini ke arah yang lebih baik, ke arah yang insyaAllah diridhoi_Nya.

Titik tolak kehidupan saya berawal di Asrama SMA N 1 Padang Panjang. Ketika semua hirarki aturan yang dengan ketat mengukung semua kebebasan yang ternikmati selama ini. Walau terawali dengan tangisan dan keterpaksaan, walau tertatih-tatih menapaki langkah, walau ditemani sedikit dukungan, walau ada ketidakpercayaan, walau ada yang menjauh atas pilihan saya, walau apapun yang terjadi di luar diri saya, semua itu tidak menyurutkan langkah ini untuk terus maju memperbaiki diri. Ada harapan untuk bisa sesegera mungkin membahagiakan kedua orangtua.

Setelah berproses selama tiga tahun di asrama, saya mulai nyaman atas segalanya. Nyaman dengan semua hal yang dulu saya benci.

Kini saya mencoba untuk istiqomah dalam pilihan ini. Memantapkan diri dengan kualitas pribadi yang selama ini diasah di asrama.
insyaAllah, tidak akan terlepas dari jati diri saya.

Semua hal itu membuat saya mengerti arti penting kehidupan, bagaimana cara bersabar, bagaimana menjadi diri sendiri dalam ukhuwah keluarga asrama, bagaimana menerima, bagaimana memaafkan diri sendiri, dan bagaimana-bagaimana lainnya yang saya pahamkan dalam pola pikir saya.

Maka, inilah saya: Mentari Halimun
dengan semua keterbatasan dan kelebihan yang dianugerahi Allah kepada saya.

Hingga saat ini saya masih berproses untuk kehidupan yang lebih baik, insyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar